Home » , » Gundah Belum Punya Momongan

Gundah Belum Punya Momongan

Written By Harian Semarang on Rabu, 16 November 2011 | 09.21

SETIAP Senin Harsem memuat konsultasi keluarga yang diasuh Hj Dra Jauharotul Farida, M.Ag, Ketua Tim Konsultasi Keluarga Maslahah Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Jateng. Pertanyaan bisa dikirim ke Redaksi Jl KH. Wahid Hasyim 125-127 Kranggan Semarang, e-mail: harian.semarang@yahoo.com atau fax (024) 3516511.

Pertanyaan:
MELALUI rubrik ini saya ingin diberi pertimbangan terkait kondisi yang tengah dialami. Saya seorang perempuan, menikah empat tahun lalu, setelah berpacaran enam bulan.

Pernikahan kami berkat jasa seorang teman yang menjadi “Mak Comblang”. Tetapi sebenarnya pernikahan kami tak direstui keluarga suami. Sampai kini saya belum berani menemui mertua. Tetapi keluarga dekatnya seperti paman atau sepupunya sudah sering berkunjung.

Saya tidak tahu sampai kapan berada dalam kondisi seperti ini. Ingin rasanya bisa diterima mertua sekaligus mengharap restu dan doa. Apalagi empat tahun menikah kami belum mendapatkan momongan.

Apakah belum hadirnya anak akibat tidak direstuinya pernikahan kami? Saya juga khawatir jika rumah tangga kandas di tengah jalan. Was-was suatu saat suami minta cerai dengan alasan tidak mau durhaka kepada orang tua. Atau memang kami harus mengakhiri pernikahan ini?
Saya selalu merasa gundah. Apa yang harus dilakukan?

Haryanti Ungaran

Jawaban:
Saudari Haryanti yang baik.
Doa dan restu orang tua sangat penting dalam membangun rumahtangga. Bukan saja restu mereka membuat kita nyaman dan damai. Tapi lebih penting adalah doa orang tua merupakan kunci ridlo Allah. Karena itu Anda harus berusaha mendapat restunya.

Tapi tidak perlu berkecil hati, karena masih banyak peluang dan cara untuk bisa memperoleh doa restunya.

Sebagai orang tua yang telah melahirkan, mengasuh, mendidik, dan membesarkan suami, mungkin ada ketersinggungan atau ego pada diri mereka. Anda bisa coba mencari tahu apa sebenarnya alasan penolakan atas pernikahan Anda. Cobalah untuk mengunjunginya dan meminta maaf atas kekhilafan Anda dan suami yang kurang menghargai dan tidak mengikuti nasihatnya. Bagaimanapun juga, sebagai anak kita harus pandai menghargai dan menghormati. Coba lakukan silaturrahim meski mungkin awalnya merasa takut.

Mungkin bisa dimulai dengan mengirim benda atau makanan yang merupakan kesukaannnya. Bangunlah image bahwa mertua Anda adalah orang yang sayang pada Anda dan sebaliknya Anda menantu yang sayang pada mereka.

Coba pula minta suami Anda untuk membangkitkan kenangan indah semasa kecil bersama orang tua. Salah satu cara, dengan membingkai foto masa kecilnya bersama orang tua dan mengirimkannya. Dengan upaya, insya Allah akan tumbuh tumbuh kasih sayang di hati orangtua. Saya yakin tak ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya bahagia. Jika pilihan suami untuk menikahi Anda adalah bagian dari kebahagiaan anaknya, maka yakin bahwa doa dan restu akan jatuh juga pada pernikahan Anda. Saya kira yang penting adalah bagaimana Anda dan suami bisa mengambil hati mereka.

Jika ini sudah bisa dilakukan Anda tidak perlu lagi merasa was-was. Bahkan mungkin Anda bisa menjadi menantu kesayangan mereka. Amin.

Semoga upaya Anda dimudahkan Allah dan kehadiran momongan menjadi kenyataan.
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIANSEMARANG - Rupa Rupa - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger