Home » , » Ibu Ingin Kami Bercerai

Ibu Ingin Kami Bercerai

Written By Harian Semarang on Rabu, 16 November 2011 | 09.28

SETIAP Senin Harsem memuat konsultasi keluarga yang diasuh Hj Dra Jauharotul Farida, M.Ag, Ketua Tim Konsultasi Keluarga Maslahah Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Jateng.

Pertanyaan bisa dikirim ke Redaksi Jl KH. Wahid Hasyim 125-127 Kranggan Semarang, fax (024) 3516511 atau e-mail: harian.semarang@yahoo.com




Pertanyaan:

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Nama saya Rini, seorang ibu muda (30), telah menjalani perkawinan empat tahun dan dikaruniai seorang putera. Saat ini tengah menghadapi situasi sulit. Akhir-akhir ini ibu mengaku tidak cocok dengan suami tanpa alasan jelas. Beliau meminta saya menceraikannya. Padahal saya dan suami saling cinta dan merasa cocok. Ibu mengatakan kalau tidak mau bercerai, saya tidak dianggap sebagi anak. Berat rasanya untuk memilih salah satunya. Saya tidak ingin menjadi anak durhaka, di sisi lain ingin keluarga tetap utuh. Apalagi kami sudah dikarunia anak yang kini berusia 3. Hati merasa tak tenang karena ibu sering kali menanyakan sejauh mana proses perceraian sudah dilakukan. Bahkan seringkali beliau menyindir-nyindir suami. Saat ini kami memang masih numpang di rumah ibu bersama dua adik. Adapun ayah telah wafat. Seorang kakak saya sudah berkeluarga dan tinggal di luar kota. Bagaimana ya Bu jalan keluarnya?
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Rini
Semarang

Jawaban:
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Mbak Rini yang saya sayangi.
Kehidupan rumah tangga memang penuh dinamika dan tantangan. Hampir tidak ada rumah tangga yang sepi dari problem kehidupan. Apa yang Anda alami saat ini merupakan persoalan yang saya yakin bisa diselesaikan. Coba bicarakan baik-baik dengan ibu, apa alasan dia menghendaki Anda bercerai dari suami. Mungkin hal itu merupakan ungkapan kekesalan atas harapan-harapan yang belum terwujud, yang kemudian diekspresikan dalam bentuk permintaan untuk bercerai.

Menurut saya cara penyelesaiannya bukan dengan bercerai, tetapi mencoba memenuhi harapan beliau. Jika beliau berharap Anda dan suami mandiri, cobalah sedikit demi sedikit dipenuhi harapannya. Insya Allah jika harapan sedikit terpenuhi, ungkapan itu akan hilang dengan sendirinya. Karena pada dasarnya tidak ada orang tua yang menginginkan rumah tangga anaknya kandas di tengah jalan.

Mengingat saat ini Anda masih numpang di rumah beliau bersama dua adik, saatnya mencoba tinggal sendiri di rumah lain. Kalau belum mampu membeli atau kredit, untuk sementara bisa dengan menyewa atau kos. Rumah sederhana tidak masalah, yang penting berlatih hidup mandiri. Berpisah dengan keluarga juga ada manfaatnya, di antaranya menumbuhkan rasa rindu karena jarang bertemu. Sekaligus menyadarkan betapa kalian berdua memiliki ikatan cinta yang kuat.

Untuk mencegah renggangnya hubungan rumah tangga, selalu bicarakan setiap persoalan kepada suami agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sampaikan secara baik-baik prilaku atau sikap suami yang dipandang membuat hati ibu kurang berkenan. Kemudian cari solusinya bersama-sama.

Yakinlah ibu dan suami akan memahami dan mendukung rumah tangga Anda menjadi keluarga bahagia. Mohonlah kekuatan pada Allah agar Anda dapat menyelesaikan masalah ini tanpa harus memilih ibu atau suami. Dengan rahmat-Nya, insya Allah Anda akan mendapatkan keduanya. Percayalah semua usaha pasti ada hasilnya.

Wallahul Muwafiq ila Aqwamit Thariq
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIANSEMARANG - Rupa Rupa - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger